Senin, 10 Januari 2011

Budidaya Sapi Potong dan Faktor Keberhasilannya


PROSPEK USAHA
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara ternak‑ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini dikonsumsi, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan akan daging yang terus meningkat pula, oleh karena itu usaha sapi potong merupakan salah satu usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 
Usaha  penggemukan sapi potong memiliki prospek cerah karena beberapa negara Asean kini lebih menyukai sapi potong dari Indonesia. Dalam pemeliharaanpun relatif tidak begitu sulit karena jenis pakan yang dimakan sapi potong biasanya adalah rumput, jerami, bungkil pisang ataupun berbagai jenis dedaunan yang banyak tumbuh disekitar. Dengan ketersediaan padang rumput yang masih sangat luas peluang membuka usaha penggemukan sapi potong masih terbuka lebar. Pada lahan yang tidak begitu luas pun usaha ini masih dapat dilakukan yaitu dengan sistem atau teknik
kereman”, yaitu suatu cara pemeliharaan dikandang secara terus menerus dalam kurun waktu 4 sampai 12 bulan. Tujuan pemeliharaan sapi dengan cara ini adalah untuk meningkatkan atau menghasilkan daging yang relatif lebih cepat.
Selain menghasilkan daging yang dibutuhkan masyarakat hasil ikutannya pun seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya dapat memberikan pendapatan sampingan. kotoran sapi mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.
Kulit sapi, dapat dijadikan sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
Tulangnya dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang kerajinan atau dibuat makanan seperti sop kaki. Tanduknya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan sebagainya. Sementara ekornya pun masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan khas yaitu sop buntut.
 
 
 
 
TIPS KEBERHASILAN USAHA
    keberhasilan usaha penggemukan sapi potong, di awali dengan pemilihan bakalan sapi yang akan digemukan.  Terdapat beberapa jenis sapi yang biasa dipiliha sebagai bakalan, yaitu:
    Sapi Bali

    Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna merah dengan kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat berwarna putih, punggungnya bergaris warna hitam.  Sapi jenis ini memiliki keunggulan dalam beradaptasi yang baik dengan lingkungan yang baru.
    Sapi Ongole

    Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
    Sapi Brahman

    Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
    Sapi Madura

    Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna kuning hingga merah bata, dan sebagian terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah, berpunuk, pertambahan berat badan renda
    h
    Sapi Limousin

    Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik
    Pemeliharaan sapi sistem kereman, bila dilakukan sesuai anjuran akan memberikan manfaat ekenomi yang besarnya. Pemeliharaan sapi kereman yang baik selain menghasilkan daging yang bermutu tinggi juga menghasilakan pupuk yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pencagahan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan.
FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA
    Faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha pengemukan domba diantaranya adalah:
    1. pencarian bibit yang berkualitas
    2. penyediaan pakan (baik konsentrat, maupun hijauan)
    3. pengelolaan yang tidak fokus (hanya sambilan)
    4. pengadministrasian proses penggemukan
    5. Penanggulangan penyakit.
    Beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong diantaranya adalah : - Anthrax (radang limpa) - Penyakit mulut - Penyakit surra - Penyakit radang paha - Penyakit Bruccellosis (keguguran menular) - Kuku busuk (foot ror) - Cacing hati, Cacing perut. 
TEKNIS MELAKUKAN USAHA

  1. Memilih Bakalan
    Memilih bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman, Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
    - Berumur di atas 2,5 tahun.
    - Jenis kelamin jantan.
    - Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi, pundak minimal 135 cm,
      lingkar dada 133 cm.
    - Tubuh kurus (bukan karena penyakit), tulang menonjol dan sehat.
    - Mata cerah dan bulu halus.
    - Kotoran normal
       
  2. Kandang
   
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.  Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
         
  3. Pakan
   
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.  Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat.
Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan.  Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi. Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA membantu peternak dengan mengeluarkan produk VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak. 
VITERNA Plus merupakan nutrisi organik yang diolah dari bahan-bahan alami yang mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
    1 Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu NPK, Ca, Mg, Cl dan lain-lain. 
 
    2 Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
 
    3 Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
 
    4 Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
   
POC NASA  merupakan formula khusus yang berguna bagi ternak/ikan maupun tanaman yang dibuat murni dari bahan-bahan organik mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ternak sapi, ketahanan tubuh, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.
HORMONIK berfungsi sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk memacu dan meningkatkan bobot ternak.
Cara Praktis Pemakaian VITERNA Plus, POC NASA, HORMONIK POC NASA dan VITERNA Plus dioplos dalam satu wadah kocok/aduk hingga larut. Tambahkan 20 cc (2 tutup botol) HORMONIK ke dalam campuran VITERNA Plus dan POC NASA tadi. Aduk/kocok merata. Larutan suplemen sudah siap diberikan kepada ternak sapi.
Cara pemberian larutan POC NASA, VITERNA Plus, dan HORMONIK tadi dengan dosis 10 cc (1 tutup botol)/10 liter air komboran/ekor dengan interval 2 kali sehari (pagi dan sore).
     
  4. Pengendalian Penyakit.
    Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :
    a.
Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
   



    b.
Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
   
    c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.
   
       
  5. Produksi Daging.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
    a. Pakan
      Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
    b. Faktor Genetik
      Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
    c. Jenis Kelamin.
      Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
    d. Manajemen
   
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.   
 
ASPEK LEGALITAS
Legalitas untuk budidaya penggemukan sapi potong/pedaging relatif mudah, sebab untuk tahap awal tidak membutuhkan aspek legal yang lengkap.  Sebagai bentuk hubungan dalam masyarakat, maka sebaiknya diperoleh ijin kepada tetangga terdekat dan Kepala Dusun.
Namun Apabila usaha sudah berkembang maka aspek legal (ijin-ijin usaha) harus sudah mulai dilengkapi. perijinan tersebut diantaranya adalah:
  1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
  2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), 
  3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
  4. Nomor PokoknWajib Pajak (NPWP),
  5. Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan
ANALISA USAHA
1. ASUMSI                                                                   
  • Sapi perkandang 10 ekor
  • masa penggemukan  90 hari
  • harga bakalan  Rp. 3.000.000
  • umur ekonomis  20 tahun
  • Harga jual  Rp. 4.500.000
  • Biaya Tenaga Kerja per hari Rp. 2.000
  • Biaya Pakan per hari Rp. 5.000
  • Biaya kandang per ekor Rp.1.000.000
  • Biaya obat per ekor Rp. 20.000

        Uraian
    Jumlah (Rp)
    A. BIAYA INVESTASI

        Kandang dan peralatannya
     Rp.     10.000.000
        Sewa lahan 4.000 m2 per tahun
     Rp        1.000.000
        Total
     Rp      11.000.000

    B. BIAYA TETAP

        Biaya penyusutan kandang dan peralatannya
     Rp            123.000
        Sewa Lahan
     Rp            246.000
        Total
     Rp            369.000

    C. BIAYA TIDAK TETAP

        Biaya bibit @ Rp.3.125.000,00 x 96
     Rp       30.000.000
        Biaya tenaga kerja @ Rp 2.000/hari x 90 x 10 ekor
     Rp         1.800.000
        Biaya pakan sapi Rp. 5.000/hari x 90 hari x 10 ekor
     Rp         4.500.000
        Biaya obat-obatan
     Rp            200.000
        Biaya lain-lain
     Rp         1.000.000
        Total
     Rp       37.500.000

    D. TOTAL BIAYA
     Rp       37.869.000

    Penerimaan @Rp 4.500.000 x 10 ekor
     Rp       45.000.000
    Keuntungan
     Rp         7.131.000
 
 


Tips Sehat Alami


0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Total Tayangan Halaman

Copyrights  © edna disnak 2012 and introducing Panasonic S30

Back to TOP